Kamis, 08 Oktober 2015

Prihatin dengan kabut asap

Prihatin dengan kabut asap, Thailand tawarkan bantuan kepada Indonesia

Pemerintah Thailand menyatakan prihatin dengan kabut asap kiriman Indonesia yang melanda sejumlah provinsi di bagian selatan negeri tersebut. Untuk itu, Thailand menawarkan bantuan kepada Indonesia demi mengatasi kebakaran hutan dan lahan yang mengakibatkan timbulnya kabut asap.
Hal tersebut dikemukakan Duta Besar Indonesia untuk Thailand, Luthfi Rauf, setelah dia mendatangi Kementerian Luar Negeri Thailand di Bangkok, pada Kamis (08/10).
“Mereka menyampaikan concern mengenai dampak asap yang sudah sampai di beberapa provinsi di Thailand selatan yang berbatasan dengan Malaysia,” kata Luthfi kepada wartawan BBC Indonesia, Jerome Wirawan.
Selanjutnya, pemerintah Thailand bertanya apakah ada bantuan yang bisa diberikan Thailand kepada Indonesia untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan.
Lutfi menyatakan Indonesia tidak menutup pintu terhadap bantuan negara tetangga. Namun, kepada pemerintah Thailand, Lutfi menggarisbawahi, bantuan yang diberikan sebaiknya sesuai dengan apa yang dibutuhkan di lapangan.
“Prioritas utamanya adalah mengurangi titik api. Yang kita butuhkan, misalnya pesawat amfibi yang bisa mengangkat 25,7 ton air, dan mampu memadamkan api di 1,6 hektare lahan sekaligus,” sebutnya.
Image copyrightAFP
Image captionBeberapa negara telah menawarkan bantuan kepada Indonesia untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan.

Terburuk

Sehari sebelumnya, dalam pernyataan kepada wartawan, Perdana Menteri Thailand, Jenderal Prayut Chan-ocha, memerintahkan menteri luar negerinya untuk menghubungi Duta Besar Indonesia untuk Thailand, Luthfi Rauf, untuk membahas penanganan kebakaran hutan dan lahan.
“Tahun ini adalah kondisi yang terburuk. Sumber masalahnya bukan berasal dari kami, namun berdampak pada kami dan sahabat-sahabat kami di wilayah ini,” kata Jenderal Prayut Chan-ocha sebagaimana dikutip kantor berita AFP.
Soal keluhan tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arrmanatha Nasir, mengatakan wilayah ASEAN memiliki mekanisme tersendiri untuk menangani kabut asap.
"Sudah ada mekanismenya sendiri di ASEAN melalui ASEAN Agreement Transboundary Haze Pollution," sebut Arrmanatha.
Melalui kerangka kerja sama tersebut, negara-negara ASEAN dapat bekerja sama dalam menerapkan langkah-langkah pencegahan dan penanganan kabut asap yang melintasi batas-batas negara.
Perdana Menteri Thailand adalah pemimpin negara kedua di Asia Tenggara yang bersuara mengenai kabut asap.
Sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, telah mendesak Indonesia segera menindak pihak yang bertanggung jawab atas kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan, menyusul kembali ditutupnya sekolah-sekolah di negeri itu pada 5-6 Oktober akibat kabut asap yang semakin tebal.
“Mereka (perusahaan perkebunan) beroperasi di sana. Kami ingin Indonesia mengambil tindakan,” tegas Najib, seperti dikutip kantor berita Bernama.

contoh gazebo




Rabu, 07 Oktober 2015

Spektek - RKS Pekerjaan Beton

PEKERJAAN STRUKTUR ATAS (PEKERJAAN BETON)
         Lingkup Pekerjaan
1.         Lantai kerja
2.         Sloof 30 /40 dan 15/20
3.         Kolom Beton struktur
4.         Balok Beton struktur
5.         Plat Lantai Beton
6.         Tangga Beton dan Bordes
7.         Kolom Praktis
8.         Ring Balok

           Bahan-Bahan
 Semua bahan yang dipergunakan jenis kualitas yang baik.        
·         Pasir beton dan koral harus bermutu baik, tidak mengandung bahan organis, lumpur dan sejenisnya. Koral yang digunakan mempunyai gradasi 2 – 3 cm dan dapat memenuhi persyaratan SKSNI – 1991. Agregat harus kualitas pecah mesin, tidak bercampur pasir atau tanah yang dapat merusak campuran beton.
·         Semen yang dipakai jenis semen Gresik atau Tiga Roda atau dari Perusahaan Redimix satu mutu satu perusahaan. Semen yang dipakai harus memenuhi standart N.I.S type I menurut ASTM dan memenuhi S-400 Standart Portland Cement. Untuk pekerjaan konstruksi beton bertulang harus memakai Pc ( Semen Produksi Dalam Negeri ) dan harus memakai satu macam merk pabrik dengan jenis dan kualitas yang sama
·         Besi penulangan untuk foot plat, kolom struktur, kolom praktis, ring balok, ring balok atap, plat  lantai, plat atap, plat tangga, plat kanopi, sloof, memakai besi polos (marking/ berlebel SNI/ SII ).
·         Besi  Æ 16 mm marking berlebel SNI/ SII (toleransi Æ15.7mm – Æ15.3mm) digunakan untuk penulangan tulangan kolom struktur (30cm x30cm), balok anak (30cm x40cm) dan kaki pondasi footplat (30cm x30cm).
·         Besi Æ 12mm marking berlebel SNI/ SII (toleransi Æ11.7mm – Æ11.3mm) digunakan untuk penulangan tulangan kolom struktur (30cm x 30cm) dan balok anak (20cm x 25cm).
·         Besi Æ 10mm marking berlebel SNI/ SII (toleransi Æ9.7mm – Æ9.3mm) digunakan untuk penulangan tulangan sloof (15cm x 20cm) dan ring balok (15cm x 20cm).
·         Besi Æ 12mm marking berlebel SNI/ SII (toleransi Æ11.7mm – Æ11.3mm) digunakan untuk penulangan plat lantai, plat atap, dan plat tangga.
·         Besi Æ 10mm marking berlebel SNI/ SII (toleransi Æ9.7mm – Æ9.3mm) digunakan untuk penulangan plat kanopi, plat pondasi footplat,balok latai dan tulangan kolom praktis.
·         Besi Æ 8mm marking berlebel SNI/ SII ( toleransi Æ7.7mm – Æ7.3mm ) digunakan untuk penulangan beugel kaki pondasi foot plat, kolom struktur, ring balok, ring balok atap, sloof dan tulangan kolom praktis. Dengan isi tulangan sesuai gambar kerja.
·         Air harus bersih sesuai dengan persyaratan. Air yang dipakai harus air tawar dan bersih, bebas dari zat–zat kimia yang dapat merusak beton.
·         Bekisting dibuat dari kayu terentang.

        Syarat Pelaksanaan
·         Penyetelan dan pemasangan besi tulangan. Semua tulangan harus dipasang pada posisi yang tepat hingga tidak dapat berubah dan bergeser pada waktu adukan digetarkan. Penyetelan besi tulangan harus diperhitungkan dengan tebal selimut beton terhadap ukuran yang ditentukan.
·         Tulangan untuk beton harus menggunakan besi / tulangan yang baru, bersih dari segala kotoran termasuk karat-karat yang ada harus dibersihkan terlebih dahulu.
·         Untuk pekerjaan beton ini menggunakan campuran beton dari Perusahaan Readymix dengan mutu beton K 350.
·         Campuran beton yang dipergunakan untuk semua pekerjaan beton bertulang dengan campuran 1 pc : 2 ps : 4 kr, ukuran beton beserta penulangannya sesuai gambar.
·         Campuran beton yang dipergunakan untuk pekerjaan beton tidak bertulang dengan campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr, ukuran beton beserta penulangannya sesuai gambar.
·         Untuk mengaduk semua campuran beton harus memakai air  bersih  dan  tawar  dengan kadar air pada campuran sederhana supaya  beton  tidak terlalu cair (PBI 1971)
·         Pengadukan harus rata dan sama kentalnya setiap kali membuat adukan kembali. Sedangkan adukan yang sudah mengalami perubahan kekerasan tidak diperkenankan dipakai lagi.
·         Pasangan bekisting harus rapi, cukup kuat dan kaku untuk menahan getaran dan kejutan gaya yang diterima tanpa berubah bentuk. Kerapihan dan ketelitian pemasangan bekisting dibongkar memberikan bidang – bidang yang rata
·         Sebelum pengecoran dilaksanakan, begisting harus dicek terhadap kelurusan, baik arah vertikal maupun horisontal.
·         Alat penggetar pada waktu pengecoran dapat digunakan bambu bulat dan diselingi pengaturan bekisting secara perlahan.
·         Sebelum pengecoran dilakukan, sisi dalam papan bekisting harus bebas dari segala macam kotoran dan harus tersiram air sampai merata.
·         Pemborong tidak diperkenankan mengecor beton sebelum bekisting dan pasangan besi beton diperiksa dan disetujui Pengawas secara tertulis.

        Pembongkaran
a.    Apabila membuka bekisting harus memenuhi standart waktu yang telah ditentukan oleh PBI 1971.
b.   Pembongkaran papan bekisting dapat dilaksanakan sesudah mendapat persetujuan dari Pengawas.

c.    Setelah pekerjaan bekisting dibongkar semua bidang yang terlihat ada lubang-lubang, tidak rata, harus segera ditutup dengan spesi  1 pc : 3 ps.

Spesifikasi teknis - RKS Pek. Tanah dan pondasi

PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH (PEKERJAAN TANAH)

      Lingkup Pekerjaan
1.            Pekerjaan Galian 
2.            Pekerjaan Batu Kosong
3.            Pekerjaan Pondasi Batu Kali
4.            Pekerjaan Rollag
5.            Urugan bekas galian
6.            Pasir urug 
7.            Lantai kerja 
8.            Urugan Tanah


Termasuk dalam pekerjaan ini adalah melaksanakan galian tanah sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, menjaga terhadap kemungkinan terjadinya longsoran sehingga mengganggu pelaksanaan pekerjaan pondasi sampai pengurukan kembali hingga padat.
      Penggalian dan penimbunan kembali
a.         Lingkup Pekerjaan
       Bagian ini meliputi semua pekerjaan penggalian, penimbunan kembali, termasuk pengupasan dan penimbunan kembali lapisan tanah atas (Top Soil) serta pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan itu, yang disesuaikan dengan gambar-gambar.
b.        Pelaksanaan
a.    Seluruh pekerjaan galian dilakukan sampai pada kedalaman sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan.
b.    Lubang galian harus dibuat yang cukup guna memperoleh ruang kerja yang cukup dan kemiringan sisi sisinya tidak mudah longsor.
c.    Apabila ternyata dijumpai kondisi yang tidak memuaskan pada kedalaman yang diperlihatkan dalam gambar-gambar maka penggalian harus diperdalam, diperbesar atau diubah sampai disetujui Konsultan Pengawas, yang mana pekerjaan ini akan dinilai sebagai pekerjaan tambah.
d.   Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga dicapai kedalaman yang melebihi yang tertera dalam gambar atau yang dapat disetujui Konsultan Pengawas, maka kelebihan diatas harus ditimbun kembali dengan pasir yang dipadatkan tanpa pembebanan biaya tambahan kepada pemilik.
e.    Tanah bekas galian diletakkan pada sisi-sisi galian sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan galian dan tanah bekas galian tidak dapat longsor ke dalam galian.
f.     Penimbunan dan penimbunan kembali harus dilaksanakan di daerah-daerah ataupun bagian-bagian pekerjaan, serta mengikuti ukuran-ukuran ketinggian, kemiringan-kemiringan dan bentuk-bentuk seperti yang ditunjukkan dalam gambar-gambar.
g.    Penimbunan-penimbunan harus dilaksanakan dalam bentuk-bentuk lapisan-lapisan dengan ketebalan maksimum 20 cm gembur.
h.    Pekerjaan pengurugan sirtu kembali dilaksanakan setelah pekerjaan galian dan konstruksi yang memerlukannya selesai, keculai ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas. Urugan sirtu kembali hendaknya dipadatkan kembali dengan menggunakan mesin pemadat (compactor).
i.      Bahan timbunan harus bebas dari kotoran-kotoran, tumbuh-tumbuhan, batu-batuan atau bahan lain yang dapat merusak pekerjaan.
j.      Pemborong dengan semua cara yang disetujui Konsultan Pengawas harus menjamin agar tidak terjadi genangan-genangan air yang dapat mengganggu/ merusak semua pekerjaan galian/urugan.
k.    Tanah harus dihamparkan dalam lapisan-lapisan setebal tidak lebih dari 20 cm gembur, agar dapat mengatur kepadatan yang merata untuk seluruh ketebalannya. Tanah urugan harus dibasahi secukupnya (sebelum dipadatkan) untuk mencapai kepadatan yang disyaratkan.

    Urugan Meninggikan Bangunan
Urugan yang digunakan adalah tanah urug dengan volume sesuai kebutuhan/BQ. Difungsikan sebagai peninggi bangunan agar lebih sepadan ketinggiannya dengan jalan dan untuk memadatkan tanah sebelum dipasang pondasi (mengingat ada lokasi yang lahannya adalah sawah basah yang harus dikeringakan dahulu dan dipadatkan agar tidak anjlok/geser jika dipondasi). Setelah diurug tanah harus dipadatkan sehingga cukup kuat jika dipasang pondasi.

    Pekerjaan Pondasi Batu Kali
a.         Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor pelaksana melakukan pengukuran lebih dulu kepada Konsultan Pengawas jika akan dimulai.
b.         Pemborong harus selalu berkonsultasi apabila mendapatkan perbedaan antara gambar konstruksi dan gambar arsitektur atau hal-hal yang kurang jelas.
   Jenis batu kali yang dipergunakan
a.       Bahan yang dipergunakan :
1.    Batu belah yang tidak poros, keras dengan permukaan tanpa cacat/retak dan belum pernah dipakai, serta harus dimintakan persetujuan terlebih dulu kepada Konsultan Pengawas.
2.    Perekat yang dipergunakan dalam komposisi adukan dengan perbandingan 1 PC : 6 PS dan trassram (1 PC : 3 PS).
3.    Pasangan Aanstamping dari batu belah yang disusun padat celah celahnya diisi pasir dan disiram air.
4.    Pasir urug digunakan untuk alas pondasi sebelum dipasang aanstamping dengan tebal urugan 10 cm padat dan dipadatkan dengan alt timbris tangan terbuat dari logam atau stamper.
b.         Diatas pondasi dipasang balok sloof untuk meratakan bahan diatasnya.
c.         Ukuran balok sloof disesuaikan dengan gambar konstruksi untuk masing-masing keperluan pondasi.
d.        Bentuk galian untuk pondasi harus disesuaikan dengan gambar rencana, dan kemiringan disesuaikan dengan keadaan serta sifat tanah setempat agar lobang galian tidak mudah longsor.
e.         Lobang galian untuk pondasi harus dihindarkan dari genangan air, karena pemborong harus menghisap keluar genangan air yang terjadi.
   Pemasangan
a.         Batu Kosong
Batu tanpa adukan (aanstamping) setinggi 15 cm, harus dipasang tegak lurus, rapat dan diisi pada rongga-rongga batu.
b.         Pondasi Batu Kali
1.      Pekerjaan pasangan batu dilakukan sesuai dengan ukuran dan bentuk-bentuk yang ditunjukkan dalam gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga semua hubungan batu melekat satu sama lain dengan sempurna.
2.      Setiap batu harus dipasang diatas lapisan adukan dan diketok ke tempatnya hingga teguh.
3.      Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antar batu untuk mendapatkan massa yang kuat dan integral di beberapa sisi luar dan dalam
4.      Batu yang akan dipasang dibasahi dahulu, lalu dibentuk menjadi bidang luar yang harus sesuai dengan gambar rencana atau petunjuk Ahli. Anker/stek dipasang dengan cara dibungkus campuran batu kali dengan adukan 10 cm di sekelilingnya, sedalam 20 cm tiap 1 m’ dengan diameter anker/stek minimum 10 mm.

31.7.        Pelaksanaan
Untuk mengaduk campuran baik pasangan menggunakan mesin-mesin pengaduk (molen). Apabila terpaksa mencampur dengan tangan (cangkul dan sekrop), maka landasan tempat adukan harus kuat. Tidak dibenarkan memakai adukan yang telah mengering. Pekerjaan pasangan dinding harus terkontrol waterpass baik arah vertikal maupun horisontal. Semua voeg (siar) diantara pasangan bata pada hari pemasangan harus dikeruk sedalam 1 cm pada bagian luar dan dalam. Tidak diperbolehkan dipasang bata yang pernah dipakai (bekas) atau batu bata yang pecah-pecah. Pasangan bata yang selesai harus terus menerus dibasahi selama 14 hari. Untuk itu plesteran trasraam dilakukan pada kedua sisi luar dan dalam.
    Pasangan Rollag
Pasangan Rollag menggunakan pasangan bata yang di tata sejajar dengan dimensi 1 bata dengan    Campuran 1:4. Pasangan Rollag dipasang sesuai gambar yaitu pada tepi teras yang tertutupi oleh lantai dan diatasnya dipasang sloof untuk penguat.
       Urugan Pasir
Setelah tanah galian sudah melalui proses pengukuran dan penggalian, untuk melanjutkan pekerjaan dasar tanah yang akan digunakan untuk pondasi, terlebih dahulu diberikan urugan pasir setinggi 10cm. Dengan adanya urugan pasir ini diharapkan dapat menambah kepadatan tanah dan daya resap air.
    Pembuatan Septictank dan Sumur Resapan
Saptitank dan sumur dibuat dengan ukuran/dimensi menyesuaikan gambar perencanaan, sedangkan bahan yangdigunakan adalah pasir, koral, semen, air dll. Septitank dan sumur resapan difungsikan sebagai penampung kotoran dan limbah dari kamar mandi dan WC pada rencana Pembangunan Puskesmas ini. Dalam sumur resapan ini tedapat beberapa item yang terdapat didalamnya antara lain ijuk, arang, kapur dan pasir guna resapan kotoran dan limbah dari kamar mandi dan WC. Septictank dan sumur peresap dipakai dari pasangan batu bata campuran 1pc : 3 ps dengan bentuk / ukuran disesuaikan dengan gambar. Untuk saluran kotoran dari closed menuju ke septictank dan resapan menggunakan pipa PVC 4” AW. Semua air kotor yang berasal dari kamar mandi dan wastafel, disalurkan dengan menggunakan pipa PVC 3” AW. pembuangan air dari wastafel dibuat vertikal yang ditanam rapi didalam dinding.

    Pembuatan Sumur Resapan Limbah medis

Sumur resapan limbah medis ini difungsikan sebagai penampung kotoran dari ruang medis (darah dsb). Demensi dan bahan disesuaikan dengan gambar perencanaan.

Kenikmatan bersama kelaparan

Kelaparan kadang bisa membuat banyak efek bagi seseorang...
Mulai dari kurang fokus sehingga gagal paham sampai sampai karena rasa lapar orang bisa berbuat nekat untuk mengisi perut sehingga kelaparan jadi hilang....

Pada kesempatan kali ini saya ingin ajak para pembaca untuk sekedar refleksi tentang rasa lapar tersebut...
Secara umum rasa lapar ini mencerminkan keadaan seseorang jika sedang lapar maka org tersebut dlm keadaan yang kurang senang atau bahagia karena tidak seorang pun yang senang atau menginginkan kelaparan melanda karena pada umumnya manusia senang dengan keadaan kecukupan bahkan keadaan berlimpah....

Tapi coba rasakan ketika saat anda kelaparan dan sendirian tidak ada orang yg di mintai ataupun tidak satupun makanan yg ada pasti anda akan sangat susah...

Tapi keadaan yang demikian akan terasa lebih ringan jika pada saat kelaparan ada seseorang atau bahkan banyak orang yg bersama anda untuk merasakan kelaparan tersebut pasti akan terasa lbh ringan... Karena saling merasa berbagi keluhan...

Tapi tidak berhenti di situ rasa lapar yang anda rasakan akan hilang ketika anda sdh mendapatkan makanan dan itu adalah hal yang sangat menyenangkan karena makan dalam keadaan lapar sangat enak dan nikmat...

Tidak berhenti d sini ketika anda memberi makan orang orang yang kelaparan maka kepuasan dlm hati akan lebih terasa menyenangkan karena bisa Berbagi makanan dengan orang lain...

Pada intinya sebenarnya rasa lapar itu adalah saat saat dimana kita menunggu moment yg tepat untuk merasakan kenyang tapi apalah arti kenyang d perut tanpa rasa senang d hati...
Oleh sebab itu maka berbagilah...

Karena makan memang enak tapi makan disaat lapar lebih nikmat dan ketika berbagi makanan kepada org yg kelaparan anda akan senang dan itu menyenangkan...

Terimaksih mudah mudahan bermanfaat

SENYUMan SEDIH dan TANGISan SENANG

SENYUMan SEDIH dan TANGISan SENANG
Di dalam sebuah senyuman belum tentu sedang senang di dalam tangisan belum tentu sedang sedih
Perasaan dalam hati tiada siapa yang mengerti..
 Siapa yang mengetahui isi hati seseorang?
siapa yang dapat menyelami seberapa dalamnya hati seseorang? Bila kita melihat seseorang tersenyum apakah dia benar-benar bahagia?
Bila seseorang menangis adakah itu bererti dia sedang bersedih? adakah kenyataannya seperti yang kita lihat?
Hati, tidak ada seorangpun yang mampu meneka dengan pasti sedalam mananya hati kita sendiri, kadangkala kita tidak dapat memahami apa yang ada di dalam hati.

Apabila kita bahagia tidak perlu kita memperlihatkan kebahagian itu secara berlebihan kepada orang lain. Ketika kita bersedih tidak perlu juga mereka mengetahui seberapa sakit yang menimpa kita hingga membuat kita bersedih.

Waktu ini, disuatu tempat ada hati yang begitu bahagia, seolah – olah  ia ingin tersenyum setiap saat.Ya, di sana ada hati yang berbunga-bunga kerana akan memiliki apa yang sangat dia harapkan selama ini, dia sedang menunggu hari besar dalam hidupnya.Saya dapat membayangkan bagaimana hati yang dipenuhi dengan kebahagiaan, kesenangan dan suka cita.
Tetapi sebaliknya, disini ada hati yang terluka kerananya, sedih kerana kebahagiaan yang dirasakan olehnya.Tahukah dia bahawa ada hati yang sakit disaat dia sedang merasakan kebahagiaan yang sempurna?
Tahukah dia bahawa ada seseorang ingin menangis ketika dia tersenyum dan ketawa?
 

Selasa, 06 Oktober 2015

Analisa struktur


ANALISIS STRUKTUR BETON BERTULANG
GEDUNG 3 LANTAI

I.        Pendahuluan

          Rencana bangunan Rumah Tinggal beton bertulang ini terdiri dari 3 lantai. Bentuk bangunan menyerupai segi empat mempunyai ukuran utama 29,8m x 13,00m, dimana diperuntukkan untuk bangunan Gedung Kantor.

II.       Konsep Perencanaan Struktur

II.1.    Sistem Pondasi
          Jenis pondasi yang digunakan sesuai dengan data tanah dan kondisi lingkungan, hasil penyelidikan tanah adalah tipe pondasi footplate.

II.2.    Sistem Struktur Atas                             
          Seluruh struktur atas menggunakan struktur beton bertulang pada elemen balok, kolom dan sistem atap dengan konstruksi baja ringan.

II.3.    Parameter Perencanaan Dasar

II.3.1.   Peraturan-peraturan standar yang digunakan
1.  Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1987
2.  Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 2002
3.  Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Bertulang 2002
4.  Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia Tahun 1984
5.  Code/Standard/Normalisasi International yang relevan.

II.3.2.   Bahan (Material)
a.    Beton
Beton yang digunakan adalah ready mix dengan kualitas K-350 Menggunakan jenis tulangan baja dengan diameter 8 dan 10 mm menggunakan BJTP 24 (polos) dan untuk tulangan dengan diameter > 13 mm menggunakan BJTD 40 (ulir).

b.    Baja Profil
Baja profil yang digunakan adalah baja yang memiliki mutu BJ-37 dengan tegangan leleh minimum 2400 kg/cm2 dan tegangan dasar sebesar 1600 kg/cm2. Mutu yang sama digunakan pula untuk pelat-pelat sambungan.
c.    Baut
Untuk sambungan struktur baja digunakan baut tegangan tinggi (High Strength Bolt-HSB) dengan mutu A325 dengan tegangan leleh minimum 6350 kg/cm2.
d.    Las
Mutu baja Las yang digunakan adalah tegangan leleh minimum 2400 kg/cm2.
II.3.3.   Beban
a.   Beban Mati
Beban mati pada struktur bangunan ditentukan dengan menggunakan berat jenis bahan bangunan dengan berdasarkan Peraturan Perencanaan  Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987 dan unsur-unsur yang diketahui seperti pada denah arsitektur dan struktur. 
Beban-beban yang diakibatkan oleh gravitasi yang bersifat permanen dalam hal ini berat sendiri struktur. 

Beban mati yang diperhitungkan adalah:
Beton      = 2400 kg/m3.
Baja        = 7850 kg/m3.

b.   Beban Hidup
Beban hidup yang diperhitungkan adalah sebagai berikut :
Beban hidup = 250 kg/m2.

II.4.    Idealisasi Struktur

II.4.1.   Umum
a.  Bangunan diidealisasikan dalam analisa sebagai rangka terbuka (open frame), terdiri atas balok, kolom, slab dan wall.
b.  Dipergunakan paket program komputer yang memperhitungkan pengaruh lantai kaku, yaitu dengan Etabs 2013.
c.  Analisis struktur dilakukan dengan anggapan berlaku keadaan elastis saja.

II.4.2.   Beban-beban Vertikal
a.  Beban hidup dapat direduksi sesuai peraturan sebelum dikombinasikan dengan beban mati penuh.

II.5.    Perhitungan Struktur Bangunan

II.5.1.   Umum
            Analisa pengaruh beban vertikal ditinjau dalam model struktur tiga dimensi.

II.5.2    Analisa Beban Vertikal
a.  Beban terbagi merata pada tiap lantai sesuai dengan ketentuan yang diuraikan diatas.
b.  Beban terbagi merata ini didistribusikan ke balok-balok berdasarkan teori “yields line”, sedangkan beban yang langsung bekerja pada balok diterima langsung oleh balok.

II.5.3    Analisis Penulangan Struktur Bangunan
            Penulangan unsur-unsur utama struktur bangunan seperti balok dan kolom mempergunakan prinsip daktilitas terbatas, sesuai dengan Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Bertulang 1990. Untuk penulangan balok pengikat, juga diperhitungkan pengaruh/besaran diferensial setlement.

III.      Perencanaan Struktur Utama


III.1.   Letak Perletakan Jepit Pada Dasar Gedung
          Struktur utama gedung ini didukung oleh pondasi sebagai struktur jepit. Titik-titik jepit tersebut terletak disetiap kaki kolom dianggap terjepit pada level pondasi.

III.2.   Model Struktur

III.2.1.  Asumsi
            Struktur utama dihitung sebagai “open frame” tiga dimensi dengan bantuan program Etabs 2015. Struktur “open frame” ini ditumpu dengan perletakan jepit pada lantai dasar karena pelat diasumsikan sebagai pelat dua arah, maka beban gravitasi dari pelat ditransfer sebagai beban garis ke balok anak. Dari balok anak, beban kemudian ditransfer ke balok utama sebagai beban terpusat. Dinding-dinding diperhitungkan sebagai beban garis.




III.2.2   Analisis Struktur
            Data masukan yang diperlukan untuk program Etabs 2015 dan spread sheet Ms. Excell adalah properties penampang, material dan geometri dari struktur. Kondisi-kondisi pembebanan juga diperlukan sebagai data masukan.
Seluruh beban-beban yang diterapkan pada struktur di bagi dalam beberapa kondisi beban (load condition) dan pada akhir analisis kondisi beban-beban tersebut dikombinasikan.

III.2.3   Penulangan

III.2.3.1   Balok                                                  
Penulangan lentur balok dihitung secara manual berdasarkan hasil/ output program Etabs 2013. Gaya geser dari balok dengan daktilitas terbatas dihitung menurut persamaan berikut :
              Vu, b = 1.05 (VD,b + VL,b ± 4.0/K VE,b)
             
dimana :
              VD,b   =     gaya geser balok akibat beban mati terfaktor
              VL,b   =     gaya geser balik akibat beban hidup terfaktor
              VE,b   =     gaya geser balok akibat beban gempa terfaktor
              K       =     faktor jenis struktur (K > 2)            

III.2.3.2       Kolom

              Penulangan longitudinal dan geser dari kolom juga dilakukan dengan bantuan program Ms. Excell dari Ms. Excell adalah jumlah luas tulangan untuk kolom yang dibutuhkan. Perhitungan tulangan untuk kolom ini juga didasarkan pada teori daktilitas terbatas. Momen lentur yang digunakan untuk mencari jumlah tulangan dihitung menurut persamaan dibawah ini :
Mu, k = 1.05 (MD, k + ML,k ± wd NE, k)
dimana :
MD, k  =     Momen balok akibat beban mati terfaktor
ML, k  =     Momen balok akibat beban hidup terfaktor
NE, k  =     gaya aksial balok akibat beban gempa terfaktor
wd     =     faktor pembebanan dinamis

 

IV.    Pondasi


IV.1.  Tipe Pondasi

Sesuai dengan data-data tanah, kondisi lingkungan dan engineering judgement, tipe pondasi yang dipilih untuk struktur utama adalah pondasi footplate.


IV.2.  Perhitungan Daya Dukung

          Daya dukung tanah diasumsikan berdasarkan tabel dan data sondir.